Dec 21, 2009

My mOm

Pekanbaru June, 03 08
(when im listening Christina Aguilera “ I turn to you”)


 Hembusan waktu dan tarikan roda dunia
Tlah membuatku bertambah besar
Detak jantung dan desah nafasmu
Smakin menuntuku tumbuh dewasa

For the love u keep me save & warm…

Cepatnya
hari,bulan dan tahun bertambah
 Tapi smakin
sulit untuk kita berbicara
 Bukan tak
ingin ku berkata padamu
 Karena diam
adalah sifat ku

 I
turn to you…..
 

Hidup terus berjalan,
terseok, tertatih kadang terjatuh
Membentuk aku menjadi
introvert
Berusaha menyimpan smua
kesedihan
Tak ingin mengadu juga
padamu
When I need a friend u always on
my side…

Walaupun tangisku tanpa
suara
Menutup luka dan
sumbang tawaku
Meskipun tak bertanya,
tapi pasti kau tau
Karna ku yakin kau
mengerti aku
When im scare loosing grip u can
search in all around…
 
Dalam diamku bukan tak merasa
Ku mengerti apa yang terjadi
Ku hanya tak ingin jadi bebanmu
Ku hanya tak ingin menyakitimu

For the streng to be strong…

Meskipun sulit tanganku menulis
Merangkai kata sederhana ini
Walaupun tak pernah ku ungkapkan
Tapi satu dari hatiku I luv u mOm
For the will to carry on, for everything
u do for everything is u I turn to you…


Remake of my poem few year ago

Pengirim :
 

Dec 19, 2009

Ibu itu....

Ibuku hanya memiliki satu kaki dan mata. Aku membencinya sungguh memalukan. Ia menjadi juru masak di rumah tetanggaku dan berjualan kue di sekolahku, untuk membiayai keluarga. Suatu hari ketika aku masih SD, ibuku datang. Aku sangat malu. Mengapa ia lakukan ini? Aku memandangnya dengan penuh kebencian dan melarikan diri. Ibuku terdiam hanya memandang.

Keesokan harinya di sekolah. ”Ibumu hanya punya satu kaki dan satu mata. ?!?!” Iieeeeee, jerit seorang temanku. Aku berharap ibuku lenyap dari muka bumi. Ujarku pada ibu, “Bu, Mengapa Ibu tidak punya satu kaki dan satu mata lainnya? Kalau Ibu hanya ingin membuatku ditertawakan, lebih baik Ibu mati saja!!!” Ibuku tidak menyahut. Aku merasa agak tidak enak, tapi pada saat yang bersamaan, lega rasanya sudah mengungkapkan apa yang ingin sekali kukatakan selama ini. Mungkin karena Ibu tidak menghukumku, tapi aku tak berpikir sama sekali bahwa perasaannya sangat terluka karenaku.

Malam itu. Aku terbangun dan pergi ke dapur untuk mengambil segelas air. Ibuku
sedang menangis, tanpa suara, seakan-akan ia takut aku akan terbangun karenanya. Ia memandangku sejenak, dan kemudian berlalu dengan kaki pincang. Akibat perkataanku tadi, hatinya tertusuk. Walaupun begitu, aku membenci ibuku yang sedang menangis dengan satu kaki dan matanya. Jadi aku berkata pada diriku sendiri bahwa aku akan tumbuh dewasa dan menjadi orang yang sukses.

Kemudian aku belajar dengan tekun, ibuku terus bekerja membelikanku baju, buku sekolah, membayar uang sekolah. Dan akhirnya aku lulus dan mendapat beasiswa masuk perguruan tinggi. Kutinggalkan ibuku dan pergi ke Jakarta untuk menuntut ilmu. Lalu aku pun menikah. Aku membeli rumah. Kemudian akupun memiliki anak. Kini aku hidup dengan bahagia sebagai seorang yang sukses. Aku menyukai tempat tinggalku karena tidak membuatku teringat akan ibuku.

Kebahagian ini bertambah terus dan terus, ketika ibuku datang ke rumahku. Apa?! Siapa ini?! Itu ibuku. Dengan terlihat kepanasan di wajahnya, berkeringat dan terengah-engah dengan kaki dan mata satunya. Seakan-akan langit runtuh menimpaku. Bahkan anak-anakku berlari ketakutan, ngeri melihat bentuk ibuku yang gak karu-karuan. Kataku, “Siapa kamu?! Aku tak kenal dirimu!!” ”Berani-beraninya kamu datang ke sini dan menakuti anak-anakku! !” ”KELUAR DARI SINI! SEKARANG!!” Ibuku hanya menjawab perlahan, “Oh, maaf. Sepertinya saya salah alamat,” dan ia pun berlalu dengan tongkat kakinya. Untung saja ia tidak mengenaliku. Aku sungguh lega. Aku tak peduli lagi. Akupun menjadi sangat lega.

Suatu hari, sepucuk surat undangan reuni sekolah tiba di rumahku di Jakarta. Aku berbohong pada istriku bahwa aku ada urusan kantor. Akupun pergi ke sana. Setelah reuni, aku mampir ke gubuk tua, yang dulu aku sebut rumah.. Hanya ingin tahu saja.

Di sana, kutemukan ibuku tergeletak dilantai yang dingin. Namun aku tak meneteskan air mata sedikit pun. Ada selembar kertas di tangannya. Sepucuk surat untukku. ”Anakku..Kurasa hidupku sudah cukup panjang.. Dan aku tidak akan pergi ke Jakarta lagi. Namun apakah berlebihan jika aku ingin kau menjengukku sekali ? Aku sangat merindukanmu. Dan aku sangat gembira ketika tahu kau akan datang ke reuni itu. Tapi kuputuskan aku tidak pergi ke sekolah. Demi kau. Dan aku minta maaf karena hanya membuatmu malu dengan keadaan cacat fisiku.

Kau tahu, ketika kau masih dalam kandungan ibu mengalami kecelakaan , ketika ibu masih hamil seseorang telah dengan sengaja menabrak kaki ibu hingga patah. Tetapi untung kandungan ibu selamat, akhirnya ibu melahirkan bayi lucu yaitu kamu, tetapi sayang tuhan hanya memberikan mu satu mata .Sebagai seorang ibu, aku tak tahan melihatmu tumbuh hanya dengan mata satu. Maka aku berikan mata satuku kepadamu,. Aku sangat bangga padamu yang telah melihat seluruh dunia untukku, ditempatku, dengan mata itu. Aku tak pernah marah atas semua kelakuanmu. Ketika kau marah padaku.. Aku hanya membatin sendiri, “Itu karena ia mencintaiku” Anakku! Oh, anakku!”

Akupun menangis sekeras dan memeluk ibuku erat-erat meminta maaf, namun sayang ternyata Ibuku sudah beberapa jam lalu meninggal dalam kesendiriannya.

Bersyukurlah atas apa yang Anda miliki sekarang dibandingkan apa yang tidak dimiliki oleh jutaan orang lain! Luangkan waktu untuk mendoakan ibu Anda!
Disadur dari book of my mother.

8 Kebohongan Seorang Ibu Dalam Hidupnya

Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang Anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan Saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi
Nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata : “Makanlah nak, aku tidak lapar”
KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA

Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan Waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekiat rumah, ibu Berharap dari ikan hasil pancingan, IA bisa memberikan sedikit makanan
Bergizi untuk petumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan Yang segar Dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, Ibu duduk disamping gw Dan memakan sisa daging ikan yang masih
Menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku Makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu Menggunakan sumpitku Dan memberikannya kepada ibuku.Tetapi ibu dengan Cepat menolaknya, IA berkata : “Makanlah nak, aku tidak suka makan Ikan”
KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA

Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abang Dan Kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api Untuk ditempel, Dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang Untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangun Dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil Dan Dengan gigihnya melanjutkan pekerjaanny menempel kotak korek api. Aku Berkata :”Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus Kerja.” Ibu tersenyum Dan berkata :”Cepatlah tidur nak, aku tidak Capek”
KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA

Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku Pergi ujian. Ketika Hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, Ibu yang tegar Dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama Beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah Selesai. Ibu dengan segera menyambutku Dan menuangkan teh yang sudah Disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental Tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk Ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata :”Minumlah nak, aku tidak Haus!”
 KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT

Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap Sebagai ayah Dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, Dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga Kita Pun semakin susah Dan susah. Tiada Hari tanpa penderitaan. Melihat Kondisi keluarga yang semakin parah, Ada seorang paman yang baik hati Yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar Maupun masalah kecil. Tetangga yang Ada di sebelah rumah melihat Kehidupan Kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk Menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan Nasehat mereka, ibu berkata : “Saya tidak butuh cinta”
KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA

Setelah aku, kakakku Dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah Dan Bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak Mau, IA real untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit Sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku Dan abangku yang Bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu Memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang Tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata : “Saya Punya duit”
KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM

Setelah Lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 Dan kemudian Memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika Berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja Di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud Membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik Hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, IA berkata kepadaku “Aku Tidak terbiasa”
KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH

Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker Lambung, harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di Seberang samudra atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk Ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya Setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap aku Dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya Terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas Betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat Lemah Dan kurus kering. Aku sambil menatap ibuku sambil berlinang air Mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisi seperti Ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : “jangan menangis anakku,Aku Tidak kesakitan”
KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN

http://dhannysetiawan.blog.friendster.com/category/renungan/